Kamis, 15 Maret 2012

Kantin Kejujuran SDN KOMPLEKS IKIP Makassar



Mentri Pendidikan

Wakil Jaksa Agung Darmono (kiri) mengunjungi kantin kejujuran di SDN IKIP Makassar, Sulsel (14/5). ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
TEMPO InteraktifMakassar – Wakil Jaksa Agung Darmono menilai keberadaan kantin kejujuran di sekolah tingkat dasar dan tingkat menengah dimaksudkan untuk memangkas perilaku korupsi sejak dini. Karena para murid dan siswa diarahkan senantiasa menanamkan sikap jujur dalam dirinya.
“Jika sudah besar nanti baru pola pikir dan tingkah lakunya mau diubah, mungkin agak sulit,” kata Darmono usai berkunjung ke Kantin Kejujuran Seroja, SD Kompleks IKIP Makassar, siang tadi.
Darmono mengatakan, praktik korupsi terjadi jika sejak awal tidak diperkenalkan dengan pola hidup yang tidak bagus. Itu sebabnya, pola hidup jujur bagi murid dan siswa di sekolah dilakukan dari hal-hal yang sederhana, seperti transaksi jajanan kecil. “Siswa terbiasa memenuhi kebutuhan tanpa niat untuk curang. Di sinilah fungsinya kantin jujur,” katanya.
Pengelola Kantin Kejujuran Seroja, Ferlina Istiastuti mengatakan persentase kejujuran murid SD IKIP yang masuk ke kantin antara 97-100 persen setiap hari. Menurut dia, murid sudah terbiasa berbelanja meski kerap kali salah hitung baik dalam pengembalian sisa uang maupun pembayaran harga jajanan. “Saya anggap bukan berarti mereka tidak jujur, tapi memang hitungan mereka kadang tidak benar,” katanya.
Kantin Seroja berdiri sejak Februari 2010. Atas bantuan salah satu perusahaan milik negara, kantin tersebut dibangun dengan modal awal Rp 2 juta rupiah. Kejujuran murid memang diuji. Di kantin berukuran 6×5 meter persegi itu disiapkan aneka penganan ringan dan jajanan kecil. Setiap jenis jajanan dilengkapi dengan jumlah harga.
Murid tinggal mengambil barang dan membayar. Terdapat tiga kotak yang disiapkan untuk menampung pembayaran jajanan. Hanya sesekali aktivitas jual beli ini dipantau para pengelola.”Awal-awalnya memang pengelolaan sulit karena murid belum terbiasa. Lama berselang mereka mulai terbiasa,” kata Ferlina.
Salah seorang murid bernama Auliya Afif, 11 tahun mengatakan dirinya senang dengan bentuk kantin kejujuran. Selain bisa mandiri, dia juga bisa mengatur pengeluaran uangnya. “Kami selalu membayar walau tidak ada pendamping. Tidak sulit mengetahui harga karena sudah ada yang tertulis,” kata murid kelas enam ini.

Coto Makassar atau Coto Mangkasara

Coto Makassar atau Coto Mangkasara adalah makanan tradisional MakassarSulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan denganketupat dan "burasa". Saat ini Coto Mangkasara sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran. Dan direncanakan mulai bulan November 2008 Coto Makassar akan menjadi salah satu menu pada penerbangan domestikGaruda Indonesia dari dan ke Makassar. Makanan ini mirip dengan sop sodara.


RESEP COTO MAKASSAR




Kuliner Nusantara penuh ragam, tapi kuliner yang satu ini sulit untuk dilupakan. Beberapa waktu lalu saya makan siang di Coto Daeng dan rasa coto waktu itu membuat saya penasaran apa sih resep membuat coto Makassar, jadinya saya searching dan melihat buku masak dan inilah 'resep rahasia' coto Makassar. 

Bahan - Bahan : 
- 1 kg daging sapi bagian sengkel (sengkel merupakan bagian daging sapi yang empuk, biasanya berada di bagian paha) 
- 2 liter air cucian beras 
- 5 batang serai, memarkan 
- 5 lembar daun salam 
- 250 gram kacang tanah, goreng, tumbuk, dan haluskan. 
- 3 sdm minyak goreng, untuk menumis 
- 5 cm jahe, memarkan 
- 1 ruas lengkuas, memarkan 
P.S. : Sebenarnya selain daging sapi bisa juga direbus bagian lainnya, seperti hati, jantung, otot, maupun jeroan, tergantung selera masing - masing. 
Bumbu yang dihaluskan
- 10 siung bawang putih 
- 8 butir kemiri disangrai 
- 1 sdm ketumbar disangrai 
- 1 sdt jintan disangrai 
- 1 sdm garam 
- 1 sdt merica butiran. 



Pelengkap



- Bawang goreng 
- Irisan daun bawang 
- Irisan seledri
Tahap pembuatan



1. Jika anda memakai jantung, hati, ataupun jeroan siapkan panci terpisah dengan daging sapi, kalau mau makin empuk pakailah panci presto. Setelah matang anda potong dadu. 
2. Untuk daging sapinya, anda harus merebusnya bersama air cucian beras, serai, lengkuas, jahe, dan daun salam. Setelah matang angkat, tiriskan, potong dadu. 
3. Panaskan minyak, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum. 



4. Bumbu yang sudah ditumis tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kaldu, tambahkan kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan, kemudian tunggu sampai mendidih. 



5. Setelah semuanya selesai, coto siap disajikan. 



Tahap Penyajian



Siapkan mangkuk, masukkan irisan daun bawang, seledri, dan sedikit garam. Bila anda suka bisa tambahkan perasa (mecin). Setelah itu masukkan potongan daging, jantung, hati maupun jeroan (sesuai selera) ke dalam mangkuk. Kemudian ambil air kaldu dan tuangkan ke dalam mangkuk (sesuai selera). Setelah sudah siap, taburi bawang goreng, tambahkan kecap dan perasan air jeruk nipis (sesuai selera). Sajikan selagi hangat. Lebih nikmat bila anda menikmatinya dengan ketupat ^_^ 

Bakso Dg. Rowak Mantapp

Pembeli adalah raja, yang harusnya dilayani dengan baik dan sopan. Seburuk apapun model pembeli atau customer tersebut, penyedia jasa, toko, perusahaan, bahkan PENJUAL BAKSO atau apapun bentuknya harusnya melayani permintaan pembeli/customer tersebut itu dengan sebaik-baiknya. Karena kesuksesan sebuah produk (dalam bentuk/kemasan apapun) salah satunya juga karena pembeli atau pengguna produk tersebut.
Saya punya pengalaman sedikit tentang hal ini. Baru saja Tadi malam saya sempat membelikan bakso untuk istri saya dengan pesanan 2 bakso, 2 tahu goreng, dan 1 gorengan. Ketika pesanan saya sampaikan, si penjual mengatakan “wah, baksonya 1 porsi 5 ribu!”. Yang karena saya tidak butuh sebanyak itu, dengan santai saya bilang “iya pak, kalau 5 ribu kebanyakan.”.
Si penjual bakso yang badannya lumaayan “ndut” itu dengan wajahnya yg tidak menampakkan keramahtamahan seorang penjual itu berkata “Yaa, kalau kebanyakan ya jangan beli mas!!“. Telinga saya yang mendengarnya langsung terasa panas..panass sekali.
“Ckckckck.betapa arogannya si penjual ini!” pikir saya. Koq bisa ya keluar kata-kata tersebut dari seorang PENJUAL BAKSO!!??!. Apa mungkin karena warung baksonya yang tidak pernah sepi dari pembeli dan baksonya selalu habis, menyebabkan si penjual bakso dengan entengnya mengatakan hal seperti itu kepada saya. Atau mungkin karena menurut dia saya hanya pembeli murahan kali ya??
Setelah itu, dengan perasaan kesal, saya hanya bilang “Oh iya pak, sepurane (mohon maaf).karena gak tau kalau harus beli 5 ribu”. Selanjutnya si penjual bakso hanya diam saja dan memasukkan 2 tahu goreng, 2 gorengan, dan 6 bakso ke wadah kresek plastik. Saya bayar bakso itu dengan harga 5 ribu rupiah dan langsung pulang dengan hati dongkol.
Disinilah letak permasalahan yang terkadang tidak dipahami oleh penjual atau penyedia jasa dalam melayani pelanggan atau pembelinya. Terkadang dianggap ilmu utk melayani customer itu hanya untuk perusahaan besar, sedangkan produk rumahan seperti si penjual penjual bakso diatas tidak perlu menerapkan hal ini. Padahal itu adalah anggapan yang salah besar. Kalau dari sedari kecil tidak memikirkan hal terbaik dalam memuaskan pelanggan ya jangan harap bisnis anda bisa menjadi besar, karena kepuasan pelanggan saat ini adalah hal penting bagi suatu bisnis dalam melebarkan/mengembangkan sayapnya untuk menjadi lebih besar dan terkenal.
Dari pengalaman saya diatas, baik seberapa terkenalnya perusahaan/produk anda atau seberapa larisnya barang dagangan anda, rasanya tetap tidak pantas kata/ucapan seperti diatas untuk dikeluarkan. Karena penjual yang baik adalah penjual yang bisa melayani kebutuhan pembelinya dengan permintaan yang terkadang tidak harus memenuhi target harga penjualan anda.
Sekali kali, pembeli adalah raja, dan jika si pembeli merasa puas dengan layanan si penjual, tentunya status pembeli tsb akan berubah menjadi “pelanggan setia”. Tapi sepertinya, status si penjual bakso yag rasanya enak itu akan segera hilang dan berubah menjadi “Warning!!! that product (bakso) by pak Ndut not recommended for you!.“. ;P